TIPS PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT
ARTIKEL:
TIPS PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT
Dalam
dunia medis berhubungan dengan sebuah penyakit tidaklah hal yang tabu, oleh
karena itu setiap tenaga medis dibekali pengetahuan dan ketrampilan supaya
tidak terjadi penularan penyakit dari pasien ke tenaga medis ataupun dari
pasien ke pasien lainnya karena berada dalam satu lingkungan rumah sakit yang
sama. Penularan tersebut biasa disebut dengan infeksi nosokomial.
Bagaimana
infeksi nosokomial bisa terjadi? Dan bagaimana tips atau cara pencegahannya?
Sebelum itu mari kita lebih mengenal apa itu infeksi nosokomial.
APA ITU INFEKSI
NOSOKOMIAL???
Infeksi
nosokimial adalah infeksi silang yang didapat seseorang ketika berada dalam
lingkungan rumah sakit. Ini sering dialami oleh pasien ataupun perawat yang ada
di dalam lingkungan rumah sakit. Infeksi ini bisa saja terjadi saat penderita
di rawat di rumah sakit. Dikatakan suatu infeksi apabila pada waktu penderita
mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut
dan tidak juga didapati tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut ataupun
infeksi tersebut bukan merupakan sisa dari infeksi sebelumnya. Tanda-tanda
klinik tersebut baru timbul atau muncul sekurang-kurangnya setelah 3x24 jam jam
sejak dimulainya perawatan.
BAGAIMANA INFEKSI
NOSOKOMIAL BISA TERJADI???
Infeksi nosokomial bisa
terjadi diakibatkan oleh berbagai cara penularan, diantaranya adalah:
1.
Adanya kontak langsung yang terjadi
antara pasien dengan personil yang merawat atau yang menjaga pasien
2.
Kontak tidak langsung, ini dapat terjadi
saat penderita dalam kondisi fisik yang lemah akibatnya terjadi kontaminasi.
Sebagai contoh alat-alat perawatan luka paska operasi yang tidak didesinfektan
atau disterilkan akan menyebabkan kontaminasi terhadap personil rumah sakit
3.
Penularan yang diakibatkan dengan cara droplet infection dimana kuman dapat
mencapai ke udara atau yang biasa disebut dengan air bornea. Penyakit dapat menular dengan cepat dan berpotensi
menimbulkan suatu wabah, sebagai contoh penyakit yang dapat menyebabkan air bornea adalah TBC, Influenza, Chickenpox (cacar air), Smallpox
(cacar), Mumps (penyakit gondong)
4.
Penularan yang disebabkan melalui
vektor, yaitu penularan melalui hewan/serangga pembawa kuman yang ada di
lingkungan tersebut.
PENYEBAB INFEKSI
NOSOKOMIAL
1.
Penggunaan alat-alat medis tanpa
ditunjang pelatihan maupun dukungan dari laboratorium. Tenaga medis yang tidak
dibekali ilmu bagaimana cara penggunaan alat-alat medis dengan benar akan
mengakibatkan terjadinya infeksi nosokomial. Sebagai contoh seorang perawat
setelah melakukan penyuntikan kepada pasien penderita HIV/AIDS karena teledor
tidak sengaja jarum suntik mengenai lengannya atau menggores lengannya,
meskipun penularan akibat tertusuk jarum suntik adalah rendah atau sekisar 0,3%
tetap saja akan menghasilkan infeksi HIV/AIDS kepada perawat tersebut jika
tidak dilakukan pencegahan dengan benar dan segera
2.
Suntikan yang tidak aman dan seringkali
tidak perlu. Sebagian besar 90-95% pemberian suntikan diperuntukan untuk tujuan
terapi dan 5-10% diberikan untuk imunisasi. Praktik pemberian suntikan merupakan
prosedur umum dalam pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk memasukkan obat
atau vaksin ke dalam tubuh manusia, namun banyak terjadi pemberian suntikan
yang sebenarnya tidak perlu
3.
Pelayanan transfuri darah dan
pengoperasian bank darah yang tidak sesuai dengan standar. Sebagai contoh
pengambilan darah dari pendonor tanpa dilakukan pengecekan dahulu seperti
adanya riwayat penyakit atau tidak, kondisi pendonor memungkinkan untuk
dilakukan pendonoran atau tidak, dan lain-lain
4.
Penggunaan cairan infus yang sudah
terkontaminasi oleh kuman, biasanya ini terjadi pada rumah sakit yang membuat
cairan sendiri, karena tidak steril akibatnya menyebabkan infus tersebut
terkontaminasi
5.
Meningkatnya resistensi atau penolakan
terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik spektrum luas yang terlalu
berlebihan atau salah
BAGAIMANA PENCEGAHAN
INFEKSI NOSOKOMIAL???
Tindakan pencegahan
terhadap infeksi nosokomial memiliki beberapa prosedur. Tindakan ini dilakukan
untuk membantu meminimalisir resiko terpaparnya meterial infeksius dari pasien
kepada tenaga kesehatan ataupun sebaliknya. Kunci dari pencegahan infeksi
nosokomial adalah dengan mengikuti prinsip pemeliharaan hygiene yang baik, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1.
Mencuci tangan dengan menggunkan sabun. Salah
satu paling sederhana dan efektif untuk mencegah persebaran infeksi penyakit
melalui kontak tangan adalah dengan cuci tangan (hand hygiene). Secara global hasil penelitian menunjukkan bahwa
cuci tangan dapat menurunkan kejadian infeksi nosokomial sebesar 30%
2.
Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
untuk melindungi diri dari kontak darah ataupun cairan dengan tubuh pasien. Alat
peling diri mencangkup sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung
wajah dan kaca mata), topi, gaun apron dan pelindung kaki.
3.
Manajemen alat tajam yang sudah
digunakan untuk pasien dengan benar untuk menghindari resiko penularan
penyakit, karena alat-alat tersebut sudah kontak langsung dengan darah maupun
cairan dari tubuh pasien. Dengan cara menyediakan tempat sampah khusus untuk
alat tajam agar tidak menyebabkan injuri kepada pesien maupun tenaga medis di
lingkungan tersebut
4.
Melakukan dekontaminasi alat-alat medis.
Dekontaminasi merupakan suatu upaya atau langkah pertama menangani peralatan,
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi dengan
tujuan untuk memusnahkan ataupun mematikan mikroorganisme patogen sehingga
meminimalisir resiko infeksi pada petugas medis
5.
Selalu menjaga sanitasi lingkungan
dengan baik dan benar. Dengan cara memperhatikan manajemen pengelolaan sampah
medis/limbah medis menyangkut pemisahan/pemusnahan sampah medis dan non medis,
pembuatan IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah), dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar