Pertemuan


Saat hantaman badai datang dan merasa sangat berada di bawah aku terhibur dengan bertemu denganmu, awal pertama yang ku pikirkan saat pertama kali bertemu denganmu adalah kamu orang yang begitu aneh. Disaat kebanyakan laki-laki sibuk dengan game di tangan mereka, sibuk dengan sosial media yang mereka punya, yang kamu bawa hanyalah sebuah buku kecil yang kau selipkan di sakumu. Kau terus bergumam membaca buku itu, sesekali menatap keluar pintu dan saat petang datang kamu menghilang, menahan diri di masjid sampai saat malam tiba. Jika aku melihat diriku begitu jauh denganmu, kau begitu mulia, hati yang belum ternoda. Kamu mengasingkan diri dari dunia fana ini. Aku melihatmu seperti berada dipuncak yang penuh dengan senjata dan bekal yang akan membawamu menghadapi perang. Ilmu mu begitu banyak. Tak pernah aku berani memikirkan hal yang sama sekali jauh denganmu. Tak pernah aku berani memikirkan hal itu, kamu hamba Allah yang begitu dekat dengan-Nya. Saat aku datang kamu berikan sebuah senyuman. Saat kamu bertanya aku hanya berani menjawab satu atau dua patah kata. Aku begitu terdiam, dan hanya membalas dengan senyuman. Gurauanmu mengantarkan sebuah tawa ketika aku tak sengaja mendengarnya. Tawa-tawa kecil yang ku dengar begitu membuatku tersenyum malu. Kau begitu memperhatikan sekitarmu, saat aku gelisah kau melihatku menungguku bertanya kepadamu, saat berjalan menuntunku menuju jalan yang kulihat hanya punggungmu, sungguh aku tak berani berjalan mendahuluimu, sungguh aku tak berani membalikkan wajahku untuk melihatmu, aku hanya terus melangkah berlalu meninggalkanmu. Dan berharap takdir apa yang mempertemukan kita kembali.

Komentar

Postingan Populer